Ganja (Cannabis sativa) atau
disebut juga marijuana merupakan tanaman budidaya yang sering
disalahgunakan. Daunnya mengandung senyawa tetrahidrokanabinol (THC) yang
memiliki efek psikoaktif atau dapat mempengaruhi saraf otak dan kondisi kejiwaan.
Daun ganja disalahgunakan dengan cara dirajang, dikeringkan lalu dibakar dan
dihisap seperti daun tembakau. Efek yang paling khas saat menghisap daun ganja
adalah euforia atau gembira hingga tertawa cekikikan tanpa sebab, lalu diikuti
dengan halusinasi atau melihat hal-hal yang tidak nyata.
Karena efeknya langsung memicu
perubahan perilaku, ganja selalu tampak lebih berbahaya dibanding rokok yang
efek jangka pendeknya nyaris tidak ada kecuali hanya batuk-batuk bagi yang
sensitif terhadap bau asapnya. Bahkan ada yang menganggap rokok justru bisa
meningkatkan konsentrasi. Namun apakah benar tembakau lebih aman dari
rokok? Ternyata kerusakan
paru-paru kronis justru lebih banyak dialami oleh para perokok tembakau
dibandingkan pada pengguna ganja.
Legalitas tembakau merupakan salah
satu alasan, sebab tidak adanya larangan membuat tembakau cenderung lebih
sering dihisap dibanding ganja. Seorang perokok berat bisa menghisap hingga 15
batang/hari sementara pengguna ganja reguler sekalipun hampir tidak mungkin
menghabiskan 5 linting/hari.
Namun dalam kaitannya dengan
kesehatan paru-paru, tidak bisa disimpulkan bahwa ganja lebih sehat dibanding
rokok. Sebab kenyataannya, hampir tidak ada pemakai ganja yang tidak merokok
tembakau. Perkenalan dengan ganja umumnya dimulai dengan rokok, sehingga
risikonya justru menjadi lebih tinggi.
Sumber : http://health.detik.com/read/2011/03/13/121959/1590556/763/mana-yang-lebih-bahaya-rokok-atau-ganja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar