TUGAS MATA KULIAH SOFT SKILL
MAKALAH
MANAJEMEN PROYEK & MANAJEMEN
RISIKO
( Grup proses Manajemen Proyek : Studi kasus & Project
Integration Management (Manajemen Integrasi ))
Disusun
Oleh :
Juantadi Angga Suryatmono
KELOMPOK 2
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Makalah ini. Makalah yang kami buat ini berisi tentang
bagian – bagian dari manajemen proyek dan risiko yaitu mengenai Grup proses
Manajemen Proyek : Studi kasus & Project Integration Management (Manajemen
Integrasi).
Kami menyadari
makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
serta berperan dalam proses penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Dan
semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dalam
memahami tentang bagian dari manajemen proyek dan risiko. Amin
Jakarta, 20 November 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB III. Grup proses Manajemen
Proyek : Studi kasus
3. 1 Grup proses manajemen
proyek.
3. 2 Hubungan antara grup
proses dan area knowledge.
3. 3 Membangun metodologi
manajemen proyek IT.
3. 4 Studi kasus : JWD
Consulting’s Project Management Intranet Site
3. 5 Inisiasi proyek.
3. 6 Dokumen inisiasi
proyek.
3. 7 Rencana proyek.
3. 8 Eksekusi proyek,
pengawasan proyek, penyelesaian
proyek, dan Post-Project
Follow-up
BAB IV. Project Integration
Management (Manajemen Integrasi)
4. 1 Pengertian Kunci
sukses keseluruhan proyek :
Project Integration Management yang baik.
4. 2 Proses dan
overview Project Integration Management
4. 3 Kerangka kerja
integrasi manajemen proyek. Pengembangan, atribut,
dan elemen umum dari sebuah rencana proyek
.
4. 4 Contoh Outline
untuk a Software Project Management Plan (SPMP).
4. 5 Analisis
Stakeholder dan contohnya.
4. 6 Eksekusi rencana
proyek dan ketrampilan penting yang dibutuhkan.
4. 7 Alat dan teknik
eksekusi proyek.
4. 8 Integrated
change control dan process pada proyek TI
4. 9 Change
Control System dan Change Control Boards (CCBs)
4. 10 Konfigurasi Manajemen
BAB III
Grup proses Manajemen Proyek :
Studi kasus
3.1 Grup proses Manajemen
Proyek
Dalam
sebuah manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan antara
yang satu dengan yang lainnya. Dan tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu
grup proses. Dalam manajemen proyek terdapat 5 grup proses :
a.
Inisisasi yaitu dilakukannya pendefinisian
proyek
b.
Perencanaan Proyek yaitu mendefinisikan dan
merinci tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas – aktivitas yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan proyek itu sendiri dan sesuai batasan yang telah disepakati.
c.
Eksekusi yaitu mengintegrasikan semua sumber
daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek, dengan melaksanakan
apa yang sudah direncanakan.
d.
Kontrol : mengukur dan memonitor secara
berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan
dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
e.
Akhir melakukan formalisasi hasil proyek
berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari proyek.
3.2 Hubungan antara Grup
proses dan area Knowledge
Knowledge
berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup
proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi
kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan
tugas knowledge ialah memonitor segala hal dari berbagai aspek yang
terjadi didalam grup proses.
Gambar 3.2
3.3 Membangun metodologi
manajemen proyek IT.
Sebuah
perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung pada
keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan metodologi apa
yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam
lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software
atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC).
Pengalaman
membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan
perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung
dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang
kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan
berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari
manajer proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor
apalagi dikontrol.
Memilih
metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam
metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun
seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya
SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek development software.
Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK
memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya tidak ada
metodologi yang "one size fits all."
Kita
dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk
perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan
sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat
disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek.
Untuk
mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa metodologi
yang sudah ada. Ada baiknya kita membuat listing yang lengkap dari
metodologi yang yang sudah ada, mempelajarinya secara high level, kemudian
menentukan yang menjadimain interest, lalu melakukan klasifikasi seperti
yang dijelaskan sebuah artikel "Defining & Classifying Project
Management Methodologies." Berikut ini gambaran level dari klasifikasi
metodologi manajemen proyek dari artikel tersebut.
Ada
baiknya perusahaan membuat sebuah referensi metodologi manajemen proyek pada
Level 3 (Organization specific, customized methodology). Yang dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer
proyek.
Sebuah
kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari
artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut,
Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles,
skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality
measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen
tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya
aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan
dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi.
Lebih
jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi
tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup
1.
A common project management model.
2.
Companywide project management training programs.
3.
Project management career development.
4.
Knowledge-sharing activities.
3.4 Studi kasus :
JWD Consulting’s Project Management Intranet Site
Case Study : JWD Consulting’s Project Management Intranet Site kami
merangkum bahwa Manajemen Proyek terdiri dari beberapa proses, sbb:
a.
Initiating
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan
memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar.
Input :
Input :
Mengidentifikasikan
pihak-pihak yang berkepentingan, menganalisis kebutuhan yang diperlukan dalam
membangun proyek dan memperkirakan resiko-resiko yang akan muncul.
Output :
o
Project charter terselesaikan dan disepakati.
o
Terpilihnya Manajer Proyek
o
Teridentifikasinya pihak-pihak yang berkepentingan.
o
Business case terselesaikan.
b.
Planning
Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan
proyek
Input :
Berupa
output-an dari proses inisiasi sebelumnya.
Output:
o Ditentukannya
lingkup proyek
o Adanya
kontrak tim
o Adanya
WBS
o Scheduled
Project terbentuk.
o Adanya
daftar dari resiko yg diprioritaskan.
c.
Executing
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas
dalam perencanaan proyek terpenuhi.
Input:
Berupa
output dari proses perencanaan (planning).
Output:
o
Mengimplementasikan solusi dari masalah-masalah yang ada.
o
Mengetahui data performansi kerjadar itim.
o
Perencanaan Manajemen Proyek (diperbaharui).
o
Terkualifikasinya daftar penjual.
d.
MonitoringandControlling
Adalah pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan
tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana
awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari
rencana awal.
Input:
Berupa
output-an dari proses sebelumnya
Output:
o
Adanya recommended corrective actions, preventive actions, dan defect
repair.
o
Terukurnya performansi.
o
Terukurnya control kualitas.
o
Resolved Issues.
e.
Closing
Input :
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima
layanan ataupun produk akhir kita.
Output :
o
Final Product, service orresult.
o
Menutup kontrak.
o
Dokumentasi.
Jadi,
dari diskusi kelompok, kami menyimpulkan bahwa input dan output dari tiap
proses dalam Case Study : JWD Consulting’s Project Management Intranet Site ada
3.5 Inisiasi proyek.
Inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah
proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin
diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang
memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik
dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka
seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan
berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai
perencanaan.
3.6 Dokumen inisiasi proyek.
Merupakan dokumen yang berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang
sudah dibentuk sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek.
Rencana
Proyek
Merupakan
sebuah kerangka gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan
demi mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat.
3.7 Eksekusi proyek, pengawasan
proyek, penyelesaian proyek, dan Post-Project Follow-up.
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek
siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini,
deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun.
Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses
manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan proyek
jugapenyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
BAB IV
Project Integration Management
(Manajemen Integrasi)
Project Integration Management
Integrasi
Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa
unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen
adalah praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah
terkoordinasi.
4.1
Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang
baik.
o
Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area
selama project life cycle berlangsung
o
Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail
tetapi melupakan big picture dari proyek yang sedang dikerjakan
o
Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
o
Manajemen Integrasi Proyek: termasuk Interface
o
Management (identifikasi dan manajemen poin-poin interaksi antar
elemen-elemen dalam proyek
Gambar
4.1
4.2
Proses dan overview Project Integration
Management
Sembilan proses project integration management
dapat menjelaskan bidang ilmu dan berbagai pengalaman praktis di manajemen
proyek, dari sudut pandang komponen-komponen prosesnya. Proses-proses tersebut
diorganisasikan menjadi sembilan bidang ilmu yang akan dijelaskan dibawah ini :
o
Manajemen Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan,
agar dapat dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang
benar-benar dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari
persiapan, perencanaan lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian
perubahan lingkup.
o
Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar
dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas,
pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan
pengendalian jadwal.
o
Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar
dapat dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri
dari perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian
biaya.
o
Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang
dibutuhkan untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek,
secara paling efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff
dan pembangunan tim kerja.
o
Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan
untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun,
disebar, dan disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi
informasi, pelaporan kinerja,dan penyelesaian administratif.
o
Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan
dengan pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan
penanggulangan resiko dan pengendalian penanggulangan resiko.
o
Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan
untuk menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan
pengadaan, perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta,
pemilihan peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja
dan penyelesaian kontrak.
o
Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang
dibutuhkan, agar dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan
dengan baik. Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek,
pelaksanaan rencana proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan
4.3
Kerangka kerja integrasi manajemen proyek. Pengembangan, atribut, dan
elemen umum dari sebuah rencana proyek .
Berpikir tentang proyek, sama artinya dengan
menuangkan gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka konsep. Semakin matang
konseptualisasi sebuah proyek, semakin mudah perencana proyek merunut semua
aktivitas yang berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan proyek hingga titik
pencapaian tujuan. Berawal dari tahap inilah, suatu proyek diperkirakan
kelayakannya. Selanjutnya konsepsi dituangkan dalam sebuah perencanaan yang
biasanya berbentukproposal.
Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan
konsep dan proposal, kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di
dalam kerangka kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap
proyek yang akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks
penerapan proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan
direncanakan, dan cara memahami berbagai proses interaksi yang secara umum
terjadi dalammanajemenproyek.
Manajemen proyek dalam hal ini berarti
penerapan pengetahuuan, ketrampilan, sarana dan teknik untuk menjalani segala
aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Ruang lingkup
pengetahuan tentang manajemen proyek (project management knowledge)meliputi: :
a.
manajemen integrasi proyek, terdiri dari ;
pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan
proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk
memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasidenganbaik.
b.
manajemen ruang lingkup proyek ;
dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap
perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga
dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan
syarat keberhasilan proyek.
c.
manajemen waktu ;
mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas,
tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga
kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai
pada waktunya.
d.
manajemen biaya ;
meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan
besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting,
terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam pelaksanaannya
proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan.
e.
manajemen mutu ;
dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan
kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga
mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain
(stakeholder).
f.
manajemen sumber daya manusia
(SDM) ;
mulai dari perencanaan organisasi, persiapan
staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas
manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM
ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi
pelaksanaan proyek.
g.
manajemen komunikasi proyek, terdiri atas ;
perencanaan komunikasi, sistem penyebaran
informasi, pelaporan kinerja dan aspek administratif lain, ini untuk memastikan
informasi seputar pelaksanaan proyek dapat dikelola denganbaik.
h.
manajemen resiko
mulai dari identifikasi resiko, perencanaan
manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif resiko, perencanaan
respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul (butir ini paling
jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek, sehingga ketika
muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat). Proses ini erat
kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon terhadap resiko yang muncul.
i.
manajemen pengadaan
mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan
kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi kontrak-kontrak, bagian
ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika ditemukan bahwa pelaksana
proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain, misalnya dari donor,
mitra kerja ataupun dari pemerintah.
4.4
Contoh Outline untuk a Software
Project Management Plan (SPMP).
Gambar
4.4
4.5 Analisis Stakeholder dan
contohnya.
STAKEHOLDERS
ANALYSIS :
Dokumen stakeholder analysis merupakan dokumen
yang penting (dan sensitif), karena memberikan informasi mengenai stakeholder
berkaitan dengan :
a.
nama dan organisasi stakeholder
b.
peranannya dalam proyek
c.
fakta-fakta unik mengenai stakeholder
d.
level keterlibatannya dan
e.
ketertarikannya akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan
stakeholder
Contohnya :
Gambar
4.5
4.6 Eksekusi rencana proyek dan
ketrampilan penting yang dibutuhkan.
MENGELOLA
EKSEKUSI PROYEK :
1.
Eksekusi Proyek adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah
digambarkan dalam project plan
2.
Mayoritas waktu dan uang digunakan dalam eksekusi proyek
3.
Area aplikasi proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama
eksekusi proyek inilah produk dari proyek dihasilkan.
4.
KETRAMPILAN PENTING DALAM EKSEKUSI
PROYEK
o
Kepemimpinan
o
Komunikasi
o
Politik
o
Kemampuan menggunakan tools dan techniques
o
Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi
yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan
urutan yanag benar
o
Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan
untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
o
Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan
dalam manajemen proyek
4.7
Alat dan teknik eksekusi proyek.
Alat dan teknik digunakan untuk mengembangkan rencana manajemen proyek
:
o
Metodologi
manajemen proyek
LANGSUNG
DAN PELAKSANAAN PROYEK KELOLA
Tujuan dari pelaksanaan proyek langsung dan mengelola adalah untuk
menjalankan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek dalam
rangka untuk mencapai persyaratan proyek rinci dalam pernyataan ruang lingkup
proyek. Dalam fase ini, sebagian besar anggaran proyek dihabiskan.
Alat
dan teknik untuk proses proyek langsung dan mengelola eksekusi :
a.
Metodologi manajemen proyek
b.
Manajemen proyek sistem informasi
c.
Keluaran dari proses proyek langsung dan mengelola eksekusi
d.
Deliverables
e.
diminta perubahan
f.
Diimplementasikan permintaan perubahan
g.
Diimplementasikan tindakan korektif
h.
Diimplementasikan tindakan pencegahan
i.
Diimplementasikan perbaikan cacat
j.
Pekerjaan informasi kinerja
o Manajemen proyek sistem informasi
MONITOR
DAN PEKERJAAN PENGENDALIAN PROYEK
Proses pelacakan, meninjau, dan mengatur kemajuan untuk memenuhi tujuan
kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Manajemen Proyek masukan
a.
Rencana Manajemen Proyek
b.
Laporan kinerja
c.
Faktor Lingkungan perusahaan
d.
Organisasi Proses Aset
o ahli Penghakiman
LAKUKAN
PERUBAHAN PENGENDALIAN TERPADU
berarti mengkoordinasikan perubahan di seluruh proyek. Proses ini
meliputi permintaan meninjau, menyetujui perubahan dan mengendalikan perubahan
(hasil apapun produk yang unik dan dapat diverifikasi, atau kemampuan untuk
melakukan layanan yang diidentifikasi dalam dokumentasi manajemen proyek
perencanaan dan harus diproduksi dan disediakan untuk menyelesaikan proyek)
deliverable.
a. Keluaran
b. Ubah Perbarui Status Permintaan
c. Tools & Teknik
d. ahli Penghakiman Berkaitan dengan:
ü
Mempengaruhi faktor yang menciptakan perubahan untuk memastikan bahwa
perubahan yang disepakati
ü
Menentukan perubahan yang telah terjadi
ü
Mengelola perubahan yang sebenarnya ketika mereka terjadi
o Work Authorization System:
menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan
pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar.
o Status Review Meetings:
rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar
informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
o Project Management Software:
perangkat
lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek
o Alat dan teknik eksekusi proyek :
a.
Metodologi manajemen proyek
b.
Manajemen proyek sistem informasi
DAFTAR
PUSTAKA
Internet